ISBN | 9789791296963 |
Halaman | 508 |
Dimensi (cm) | 17,5 x 24,5 |
Berat (gram) | 806 |
Harga | Rp 115.000 |
Sampul | Hard Cover |
Dalam sebuah hadits, Umar al-khattab bertanya kepada Rasulsullah SAW,
“Wahai Rasulullah, mengapa engaku bercakap dengan manusia yang telah menajadi bangkai?” Maka Rasulullah pun menjawab, “ Demi zat yang mengutusku dengan kebenaran, mereka lebih mampu mendengar apa yang kukatakan berbandign engkau, hanya saja mereka tidak mampu menjawab’”. (HR. Bukhari NO 3981)
Menziarahi orang-orang yang telah meninggal termasuk hak orang-orang jenazah yang disyariatkan oleh Rasulullah SAW. Syari’at ini bertujuan agar manusia mengambil pelajaran dan nasehat, serta agar mereka mendoakan orang yang meninggal dari kaum mislimin.
Di sisi lain Rasulullah SAW melarang umatnya berdoa (meminta) kepada orang-orang mati, melarang berdoa kepada allah di sisi kuburan , melarang shalat di sisi kuburan mereka, membangun kuburan, mengecatnya dengan kapur dan memberikannya tulisan, serta melarang i’tikaf di sisi kuburan mereka.
Larangan-larangan ini bertujuan unutk menjaga tauhid dari kesyirikan dan sarana-saran kesyirikan, maupun bid’ah dan khufarat yang memang tidak diridhai Allah.
Ar-Ruh merupakan salah satu karya fenomenal dari Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (691 H – 751 H), selain kitab zaad Al-maad dan madaarij As-Saalikin, maupun karya ilmiah beliau lainnya.
Kitab ini merupakan kitab perihal hakikat ruh dan fase-fase kehidupan manusia dari sejak masih berbentuk nuthfah (sperma), segumpal dara, kemudian segumpal daging, yang dijelaskan melalui pemaparan dalil-dalil shahih daari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ar-Ruh menjadi bukti luasnya keilmuan dan pemahaman beliau tentang analisis hukum dan ciri-ciri ruh dari berbagai pertanyaan yang dikemukakan, yang dijelaskan dengan pengukuhan pendapat (tarjih) bersandarkan manhaj salaf yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Salah satu kelebihan kitab ini adalah adanya penjelasan tentang hakekat ruh yang merinci persoalan ruh dari berbagai pendapat kelompok-kelompok yang ada. Kitab ini dapat menajdi panduan dan rujukan dalam mengkaji berbagai persoalan terakit ruh, serta menjadi jawaban atas kerancuan yang banyak terjadi di masyarakat mengenai hakikat ruh.
Ar-Ruh telah menjadi warisan keilmuan yang tidak ternilai harganya. Oleh sebab itu, kitab ini layak menjadi salah satu referensi bacaan bagi umat islam. Jika anda belum memiliki risalah berharga ini, bergegaslah mewarisinya!
Pengantar penerbit – 5
Daftar isi – 7
Mukaddimah – 9
Permasalahan pertama: mayit mengetahui ziarah orang yang masih hidup – 11
Permasalahan kedua: roh mayit dapat bertemu, saling berkunjung, dan mengingatkan – 41
Permasalahan ketiga: pertemuan roh mayit dan roh orang yang masih hidup – 51
Permasalahan keempat: roh tidak mati – 79
Permasalahan kelima: bentuk roh setelah berpisah dengna jasad --- 89
Permasalahan keenam: roh kembali ke jasad ketika di alam kubur – 97
Permasalahan ketujuh: bantahan terhadap orang yang mengingkari adzab kubur – 135
Permasalahan kedelapan : hikmah tidak disebutkan Adzab kubur dalam Al-Qur’an – 153
Permasalahan kesembilan: penyebab siksa kubur – 159
Permasalahan kesepuluh: penyelamat siksa kubur – 165
Permasalahan kesebelas: pertanyaan dalam kubur – 175
Permasalahan kedua belas: pertanyaan Munkar dan Nakir – 181
Permasalahan ketiga belas: pertanyaan dalam kubur untuk anak-anak – 185
Permasalahan keempat belas: lamanya siksa kubur – 189
Permasalahan kelima belas : keberadaan Roh setelah kematian sampai hari kiamat – 193
Permasalahan keenam belas: mayit dapat mengambil manfaat dari Usaha orang yang masih hidup – 241
Permasalahan ketujuh belas: hakekat Roh – 295
Permasalahan kedelapan belas: penciptaan roh dan jasad – 321
Permasalahan kesembilan belas: hakekat jwa – 361
Permasalahan kedua puluh: kesamaan roh dan jiwa – 415
Permasalahan kedua puluh satu: tiga unsur jiwa manusia -- 421