ISBN | 9786028417617 |
Halaman | 772 |
Dimensi (cm) | 17,3 x 24,5 |
Berat (gram) | 2529 |
Harga | Rp 350.000 |
Sampul | Hard Cover |
Definisi Fikih Secara Etimologi, Syari’at, Dan Terminologi
Secara etimologi fikih berarti pemahaman. Baik itu pemahaman pada sesuatu yang tampak ataupun tersembunyi. Inilah arti yang bisa ditangkap dari penjelasan yang terdapat dalam kitab al-Qamus dan al-misbahul Munir. Mereka memperkuat pendapatnya dengan firman Allah Azza wa Jalla yang memberitakan keadaan kaum Syu’aib:
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ
“Mereka berkata: ‘Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.” (Surat Hud: 91)
Sebagian ulama berpendapat bahwa secara bahasa fikih adalah memahami sesuatu yang rumit. Dikatakan, ‘Faquhtu kalamaka (aku memahami perkataanmu)’. Maksudnya ia memahami tujuan dan rahasia ucapan yang dilontarkan kepadanya, tidak bisa dikatakan ‘faquhtus sama’a wal ardha (aku paham langit dan bumi)’. Seorang yang meneliti ayat-ayat al-Qur’an yang mulia akan mengetahui bahwa lafal fikih tidak datang kecuali untuk menunjukkan pemahaman terhadap sesuatu yang rumit.
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ
“Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.” (Surat al-An’am: 98)
Fikih menurut syari’at adalah mengetahui semua yang datang dari Allah Azza wa Jalla, baik berkaitan dengan akidah, akhlak, maupun perbuatan anggota badan. Allah berfirman:
فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Surat at-Taubah: 122)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendo’akan ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Allahumma faqqihhu fiddin (Ya Allah, pahamkanlah ia agama).”
Imam Abu Hanifah telah mendefinisikannya, “Pengetahuan seseorang terhadap apa yang menjadi hak dan kewajibannya.” Karena itulah, beliau memberi judul kitabnya yang berbicara tentang masalah akidah dengan ‘al-Fiqhul Akbar’. Definisi ini tetap dipakai sampai akhir abad keempat hijriah.
Adapun pengertian fikih secara terminologi di kalangan ulama ushul adalah “ilmu tentang cabang hukum syara’ yang diamalkan dan diambil dari dalil-dalil terperinci.” Berdasarkan hal ini maka cabang hukum syara’ yang berkaitan dengan amalan hati disendirikan dalam cabang khusus yang dikenal dengan ilmu akhlak. jadi, apabila lafal fikih dan ahli fikih diucapkan sejak akhir abad keempat hijriah sampai hari ini, maka yang dimaksudkan adalah fikih dalam pengertian menurut istilah khusus ini, bukan dalam pengertian syari’at secara umum.
DAFRTAR ISI
Mukadimah Muhaqiq – 1
Pendahuluan – 5
Pasal pertama: Ilmu fikih dan fase yang dilaluinya – 7
Pasal kedua: fase perkembangan fikih Imam Syafi’i – 23
Pasal ketiga: fase yang dilalui Madzhab Syafi’i – 27
Pasal keempat: daftar istilah yang biasa digunakan Ulama Madzhab Syafi’i – 39
Pasal kelima: pengenalan buku – 48
Pasal keenam: metodologi Tahqiq dan takhrij – 50
Pasal ketujuh: biografi penulis matan dan Penulis Syarah – 52
Pengantar psnulis Syarah – 54
Pangantar psnulis matan – 59
Kitab Thaharah—63
Menyucikan Kulit – 80
Siwak – 87
Wudhu – 91
Bersuci dari buang air kecil dan besar – 113
Pembatal wudhu – 128
Mandi – 138
Mengusap khuf – 159
Tayammum – 170
Menghilangkan najis – 195
Haid dan nifas – 215
Yang diharamkan karena junub – 229
Yang diharamkan bagi orang yang berhadats – 233
Kitab shalat – 237
Waktu-waktu shalat – 238
Syarat wajibnya shalat – 246
Shalat sunnah berjamaah – 247
Shalat sunnah rawatib – 247
Shalat sunnah muakad – 250
Syarat shanya shalat – 256
Rukun-rukun shalat – 280
Sunah sebelum shalat – 303
Sunah-sunah dalam shalat – 305
Tata cara shalat – 310
Perbedaan antara lelaki dan wanita – 322
Pembatal shalat – 327
Jumlah rakaat shalat wajib --- 333
Shalat dengan berdiri, duduk, atau berbaring – 334
Sujud sahwi – 336
Waktu terlarang untuk shalat – 342
Shalat berjamaah – 347
Mengqashar shalat – 363
Menjamak shalat – 369
Shalat jum’at – 373
Kitab jenazah – 415
Rukun shalat jenazah – 423
Kitab zakat – 435
Zakat mal – 436
Syarat-syarat zakat – 438
Nishab binatang ternak – 450
Penggabungan ternak – 457
Nishab emas – 461
Nishab hasil bumi – 466
Nishab barang dagangan – 470
Nishab barang tambang – 473
Zakat fitrah – 475
Yang berhak menerima zakat – 482
Tidak berhak menerima zakat – 492
Sedekah Tathawu’ – 596
Kitab puasa – 499
Syarat wajibnya puasa – 500
Kewajiban dalam berpuasa – 502
Pembatal puasa – 506
Waktu diharamkannya puasa – 511
Waktu dimakruhkannya puasa – 512
Bersetubuh di siang hari ramadhan – 514
Puasa bagi ibu hamil da menyusui – 518
Puasa bagi musafir dan orang sakit – 520
Puasa Thathawu’ – 521
I’tikaf – 523
Kitab haji – 529
Syarat wajib haji – 530
Rukun haji – 534
Kewajiban haji selain rukun – 539
Sunah haji – 544
Yang diharamkan atas orang yang berihiram – 550
Macam-macam dam – 560
Kitab muamalah – 575
Jual beli – 576
Riba – 591
Khiyar – 599
Jual beli salam – 610
Gadai – 622
Hajr (larangan untuk menggunakan hart) – 628
Perdamaian – 637
Hawalah (pengalihan) – 644
Dhaman (jaminan) – 647
Kafalah (tanggungan) – 654
Syarikah (persekutuan) – 656
Wakalah (perwakilan) – 660
Iqrar (pengakuan) – 668
Ghasab (perampasan) – 683
Syuf’ah (hak prioritas) – 689
Qiradh/mudharabah (bagi hasil) – 95
Musaqat (kerja sama bagi hasil pertanian) – 704
Sewa-menyewa – 708
Ja’alah (imbalan) – 716
Muzara’ah dan mukharabah – 719
Menghidupkan tanah mati – 722
Wakaf – 729
Hibah (pemberiran) – 736
Barang pemberian (luqathah) – 743
Anak temuan – 756
Barang titipan –761
Kifayatul Akhyar - Mengurai Fikih Madzhab Syafi'i dalam Matan Ghayatul Ikhtisar